Monday, February 11, 2019

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunan

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunan

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunan

SABUNG AYAM - Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunan
Manusia adalah makhluk sosial. Untuk itulah manusia tidak akan hidup tanpa adanya individu lain. Kekeluargaan dan kebersamaan sangat penting dalam kehidupan sosial. Hal ini karena banyaknya kasus kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat sifat manusia yang individualistis.
Bali adalah satu contoh provinsi di Indonesia yang kaya memiliki tradisi yang diwariskan secara turun-temurun,. Khususnya tradisi untuk menjaga kerukunan antar masyarakat. Berikut adalah lima tradisi kekeluargan dan kebersamaan di Bali.

1. Ngayah.

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunanwww.kulkulbali.co
Ngayah merupakan tradisi kekeluargaan dan kebersamaan berupa gotong royong secara bersama-sama di Bali. Dalam setiap upacara dan acara tertentu, masyarakat dalam suatu dusun atau desa berbondong-bondong bergotong royong untuk mempersiapkan sesuatu mengenai upacara yang dilaksanakan.
Kaum perempuan biasanya mejejahitan dan membuat sesajen, sedangkan kaum laki-laki melakukan mebat yaitu membuat makanan khas bali seperti lawar, sate, urutan, babi guling dan lainnya, dengan didahului oleh nampah atau memotong babi, ayam, itik dan lainnya.
Selain itu kaum laki-laki juga mempersiapkan sarana upacara lainnya. Tradisi ini saat ini masih tetap eksis di Bali dan mampu membangun semangat kekeluargaan dan kebersamaan.

2. Megibung.

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunanwww.ulinulin.com
Megibung atau makan bersama dalam satu atau beberapa wadah merupakan tradisi yang masih kental di Bali. Biasanya selesai ngayah, masyarakat akan berkumpul dalam pola memanjang dan lingkaran dalam satu atau beberapa wadah makanan yang berisi nasi, dan makanan khas bali seperti lawar, sate, bali guling, urutan dan lainnya.
Secara bersama-sama masyarakat menikmati makanan khas Bali. Tradisi ini membuktikan bahwa dalam makan, kita harus selalu bersama dan berbagi agar menciptakan keraketan dan kerukunan antar masyarakat. Tradisi ini bahkan populer di luar Bali.

3. Ngejot.

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunanwww.instagurum.com

Dalam kehidupan sosial, tentu kita harus saling memberi. Ngejot merupakan tradisi memberi yang populer di Indonesia khususnya di Bali. Masyarakat yang mengadakan upacara dan acara tertentu ngejot ke masyarakat lain dengan memberi makanan khas.
Selain itu masyarakat juga memberi sesajen dan sembako kepada masyarakat yang mengadakan upacara atau acara. Di Bali, ngejot tidak hanya ditunjukkan kepada sesama manusia. Melainkan juga Tuhan melalui banten saiban berupa nasi, lauk, dan saur yang dihaturkan sehabis memasak. Rasa persaudaraan dan syukur jelas terasa melalui tradisi ini.

4. Metuakan dan Mearakan.

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunanww.waliangers.blogspot.co.id
Metuakan dan mearakan merupakan tradisi yang masih eksis di Pulau Dewata. Pada setiap momen tertentu, masyarakat khusnya kaum laki-laki dewasa akan duduk melingkar dengan ditemani beberapa botol tuak atau arak dan makanan kecil.
Satu anggota bertugas memimpin dengan menuangkan satu gelas atau sloki tuak atau arak dan dibagikan dengan cara melingkar berurutan. Sembari metuakan atau mearakan masyarakat akan bercengkrama dan bermain musik.
Tuak dan arak merupakan minuman keras tradisional yang masih digemari. Tradisi metuakan dan mearakan dapat membangun semangat kebersamaan. Namun efek negatifnya jika metuakan dan mearakan tidak terkendali akan mengakibatkan mabuk berlebihan, berujung pada pertikaian dan kerusuhan.

5. Meceki dan Tajen.

Mengungkap Tradisi Sabung Ayam & Minum Tuak di Bali Untuk Kerukunanwww.mahayanthi.files.wordpress.com
Meceki dan tajen (Sabung ayam) sebenarnya adalah judi. Saat ini judi dilarang di Indonesia. Namun, tradisi meceki dan tajen masih tetap eksis di Bali. Permainan ini hanya boleh dimainkan oleh orang di atas 17 tahun.
Dalam meceki disediakan meja. Masyarakat duduk melingkar dan bermain ceki yaitu sejenis kartu. Permainan ini cukup sulit bila kita tidak paham caranya. Sedangkan tajen atau sabung ayam yakni mengadu dua ekor ayam jantan dengan senjata taji.
Ceki biasa dimainkan saat hari raya dan mekemit atau berjaga di pura atau tempat suci untuk menghilangkan kantuk. Metajen biasa dilakukan setiap saat dan kadang sembunyi-sembunyi. Meskipun dapat meningkatkan kebersamaan, namun jika tidak terkendali dapat mengakibatkan konflik.
Itulah lima tradisi kekeluargaan dan kebersamaan di Bali. Kita perlu melestarikan tradisi yang diturunkan oleh leluhur agar dapat menciptakan harmoni di masyarakat.